Apakah Gastroenteritis Bisa Sembuh? Simak Penjelasannya di Sini

Oleh Tim RS Pondok Indah

Jumat, 22 Agustus 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Gastroenteritis umumnya bisa sembuh dengan perawatan yang tepat. Namun, lamanya pemulihan tergantung pada penyebab dan kondisi individu. Simak penjelasannya!

Apakah Gastroenteritis Bisa Sembuh? Simak Penjelasannya di Sini

Gastroenteritis adalah peradangan pada dinding lambung dan usus yang umumnya disebabkan oleh infeksi virus, seperti norovirus dan rotavirus. Namun, infeksi bakteri dan parasit juga dapat memicu penyakit ini. 


Kondisi ini sering disalah artikan sebagai keracunan makanan. Padahal keduanya berbeda dari segi penularan. Bila keracunan makanan menular melalui makanan atau minuman yang telah terkontaminasi, gastroenteritis ditularkan melalui kontak langsung dengan penderita. Gejala penyakit ini umumnya adalah mual, muntah, kram perut, diare, dan demam, yang dapat muncul dalam 1–3 hari setelah terinfeksi. 

Jika ditangani dengan baik, gastroenteritis umumnya dapat pulih tanpa menimbulkan komplikasi serius.


Apakah Gastroenteritis Bisa Sembuh?

Gastroenteritis bisa diatasi, terutama bila disebabkan oleh infeksi virus (viral gastroenteritis atau flu perut) dan segera mendapat penanganan yang tepat sejak awal muncul gejala. Sebagian besar kasus bersifat ringan dan membaik dalam 2–3 hari.


Orang dengan daya tahan tubuh lemah, merupakan salah satu faktor risiko gastroenteritis. Yang menjadikan lansia, bayi, dan anak-anak, membutuhkan waktu pemulihan lebih lama, yakni sekitar 1–2 minggu.


Baca juga: Infeksi Saluran Pencernaan, Sudah Biasa, tetapi Tidak Bisa Diabaikan



Pengobatan Gastroenteritis

Sebagian besar kasus gastroenteritis dapat pulih dengan istirahat cukup, asupan cairan yang memadai, serta makanan yang mudah dicerna, seperti sup, pisang, nasi, atau biskuit.


Pada anak-anak, lansia, atau orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, terkadang diperlukan penanganan tambahan untuk mempercepat pemulihan dan mencegah komplikasi. Beberapa langkah penanganan yang umumnya dilakukan, antara lain:


1. Rehidrasi

Lansia, bayi, dan anak-anak lebih rentan mengalami dehidrasi akibat muntah dan diare. Untuk mencegah hal ini, pemberian cairan rehidrasi oral dianjurkan guna menggantikan cairan tubuh yang hilang.


Namun, jika dehidrasi sudah berat atau pasien tidak mampu minum air putih sendiri, bahkan mengalami penurunan berat badan, maka ia harus segera dibawa ke rumah sakit. Nantinya, ia bisa dipantau secara lebih ketat dan cairan pun dapat diberikan melalui infus.


2. Pola makan yang tepat

Setelah gejala muntah mereda, pasien dianjurkan mengonsumsi makanan yang mudah dicerna dalam porsi kecil tetapi sering, seperti nasi putih, pisang, roti panggang, atau sup bening. Sementara itu, ketika mengalami gastroenteritis Anda disarankan untuk menghindari konsumsi makanan berlemak, pedas, tinggi gula, produk susu, dan minuman berkafein, karena dapat memperburuk gejala.


Baca juga: 11 Pilihan Makanan untuk Diare Agar Pemulihan Lebih Cepat


3. Konsumsi probiotik

Makanan yang mengandung probiotik, seperti yogurt atau kefir, dapat membantu menyeimbangkan bakteri baik di usus sehingga mempercepat pemulihan dan meringankan gejala gastroenteritis, terutama pada orang dewasa.


4. Obat-obatan

Obat antimuntah atau antidiare dapat diberikan untuk meredakan gejala. Jika gastroenteritis disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik yang harus dikonsumsi sesuai aturan.

Gastroenteritis umumnya dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, kondisi ini tidak boleh dianggap sepele karena dapat menimbulkan komplikasi, terutama pada anak-anak dan lansia yang lebih rentan mengalami dehidrasi.


Untuk mencegah terjadinya komplikasi, segera periksakan diri ke dokter spesialis penyakit dalam di RS Pondok Indah cabang terdekat apabila mengalami gejala gastroenteritis. Didukung oleh fasilitas yang lengkap serta tenaga medis yang berpengalaman, RS Pondok Indah siap memberikan pelayanan terbaik bagi Anda.


Baca juga: Kenali Gejala Nyeri Perut dan Artinya bagi Kesehatan Anda



FAQ


Apa Bedanya Flu Perut dan Diare?

Flu perut dan diare adalah dua kondisi yang berbeda, tetapi diare sendiri bisa menjadi salah satu gejala flu perut. Sebab flu perut adalah infeksi saluran pencernaan oleh virus yang menyebabkan gejala seperti mual, muntah, demam, dan nyeri otot atau badan pegal linu. Di sisi lain, diare adalah kondisi di mana buang air besar menjadi lebih sering dan encer.


Jadi, flu perut lebih luas mencakup gejala pencernaan dan sistem imun, sementara diare lebih fokus pada masalah buang air besar.


Flu Perut Apakah Bisa Menular?

Flu perut atau gastroenteritis virus bisa menular, karena penyebabnya adalah infeksi virus, seperti norovirus atau rotavirus, yang dapat menyebar melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi, maupun melalui permukaan yang terkontaminasi virus.


Oleh sebab itu, penting bagi Anda untuk selalu mencuci tangan sebelum makan dan menghindari konsumsi makanan mentah sebagai langkah utama pencegahan gastroenteritis.


Apakah Gastroenteritis Perlu Antibiotik?

Gastroenteritis atau flu perut tidak selalu diobati dengan antibiotik. Kondisi ini memang disebabkan oleh infeksi virus. Namun, terkadang bisa terjadi infeksi ganda antara virus atau bakteri. Jadi, pengobatan akan disesuaikan dengan mikroorganisme yang menyebabkan gastroenteritis, sekaligus disesuaikan dengan kondisi kesehatan pasien. Peresepan antibiotik hanya diberikan jika penyebab gastroenteritis adalah infeksi bakteri, maupun terjadi infeksi ganda antara bakteri dan virus.


Apakah Gastroenteritis Akan Hilang Tanpa Antibiotik?

Sebagian besar kasus gastroenteritis dapat diatasi tanpa antibitoik, terutama yang disebabkan oleh infeksi virus. Gastroenteritis yang disebabkan oleh virus (viral) akan sembuh sendiri dalam beberapa hari hingga seminggu. Antibiotik justru tidak akan efektif untuk mengatasi gastroenteritis viral.


Namun jika Anda mengalami keluhan mual dan muntah yang berkepanjangan atau gejala yang dialami makin memburuk, sebaiknya konsultasikan ke dokter spesialis penyakit dalam untuk menegakkan diagnosis gastroenteritis sekaligus mendapatkan penanganan lebih lanjut.




Referensi:

  1. Mitra, A. K., Asala, A. F., et al. Effects of Probiotics in Adults with Gastroenteritis: A Systematic Review and Meta-Analysis of Clinical Trials. Diseases (Basel, Switzerland). (2023). (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10594472/). Diakses pada 18 Agustus 2025.
  2. NHS Inform. Gastroenteritis. (https://www.nhsinform.scot/illnesses-and-conditions/stomach-liver-and-gastrointestinal-tract/gastroenteritis/). Direvisi terakhir 9 Juni 2025. Diakses pada 18 Agustus 2025.
  3. MedlinePlus. Viral Gastroenteritis (Stomach Flu). (https://medlineplus.gov/ency/article/000252.htm). Direvisi terakhir 14 Mei 2024. Diakses pada 18 Agustus 2025.
  4. Cleveland Clinic. Stomach Flu. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/12418-stomach-flu). Direvisi terakhir 10 Juli 2023. Diakses pada 18 Agustus 2025
  5. Mayo Clinic. Viral Gastroenteritis (Stomach Flu). (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/viral-gastroenteritis/expert-answers/stomach-flu/faq-20057899). Direvisi terakhir 30 April 2025. Diakses pada 18 Agustus 2025.
  6. Mayo Clinic. Stomach flu: How Long am I Contagious? (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/viral-gastroenteritis/expert-answers/stomach-flu/faq-20057899). Direvisi terakhir 7 Maret 2024. Diakses pada 18 Agustus 2025.