Waspada Gigi Bertumpuk pada Anak, Ketahui Cara Mengatasinya!

Jumat, 30 Mei 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Gigi bertumpuk pada anak disebabkan oleh rahang kecil, kebiasaan menghisap jempol, gigi susu yang terlambat tanggal, atau faktor genetik. Simak selengkapnya!

Waspada Gigi Bertumpuk pada Anak, Ketahui Cara Mengatasinya!

Gigi berperan dalam proses mengunyah, berbicara, dan juga menunjang penampilan. Pada anak-anak, normalnya akan terjadi pergantian gigi susu dengan gigi permanen, dimana gigi susu akan tanggal dan digantikan dengan gigi permanen. Adanya masalah pertumbuhan gigi pada anak dapat memengaruhi proses tumbuh kembang mereka secara keseluruhan.


Salah satu masalah yang paling sering ditemui pada anak adalah gigi bertumpuk. Kondisi ini kerap kali terjadi saat gigi susu belum tanggal tetapi gigi permanen sudah tumbuh. Selain mengganggu penampilan, gigi bertumpuk juga bisa menyebabkan anak kesulitan makan dan berbicara.


Apa itu Gigi Bertumpuk pada Anak?

‘Gigi bertumpuk’ dan ‘gigi berjejal’ merupakan dua istilah yang berbeda untuk menyebut gigi berantakan, sehingga penting bagi orang tua untuk memahami perbedaannya. ‘Gigi bertumpuk’ merupakan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan gigi susu yang belum tanggal dan bertumpang tindih dengan gigi dewasa (gigi permanen) yang sudah muncul. Dalam istilah medis, kondisi ini disebut ‘persistence’. Kondisi ini umumnya terjadi dalam satu area, misalnya gigi seri tengah depan-belakang.


Sementara itu, ‘gigi berjejal’ merupakan kondisi gigi sulung yang bertumpang tindih dengan sesama gigi sulung atau sesama gigi permanen lainnya. Posisi gigi tersebut berlapis dengan gigi sebelahnya, yang secara medis disebut sebagai ‘dental crowding'.


Terdapat tiga tahap perkembangan gigi, yaitu periode gigi sulung (0-6 tahun), gigi bercampur/mixed dentition (6-13 tahun), dan gigi permanen (di atas 13 tahun). Kondisi gigi bertumpuk atau berjejal sama-sama menyebabkan ketidakseimbangan pertumbuhan rahang dan gigi, atau dalam istilah medis disebut sebagai ‘maloklusi’.


Baca juga: Maloklusi pada Anak dan Cara Penanganannya



Gejala Gigi Bertumpuk pada Anak

Gigi bertumpuk pada anak biasanya dapat terlihat dengan cukup jelas, yakni gigi anak tampak tidak rata atau berdesakan. Posisi beberapa gigi juga mungkin lebih maju, lebih mundur, atau miring dibanding yang lain.


Namun, selain itu ada pula beberapa gejala gigi bertumpuk yang perlu diwaspadai oleh orang tua, seperti:


  • Gigi susu belum tanggal tetapi sudah tumbuh gigi permanen
  • Beberapa gigi tampak lebih besar atau lebih kecil dibanding yang lain
  • Terdapat ruang kosong atau jarak yang tidak normal di antara gigi tertentu
  • Kesulitan mengunyah atau berbicara
  • Ketidaknyamanan saat mengunyah atau berbicara
  • Kesulitan membersihkan gigi


Dalam beberapa kasus yang parah, gigi bertumpuk bahkan bisa menyebabkan anak kesulitan menutup mulut sepenuhnya. Jika si Kecil mengalami gejala-gejala di atas, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter gigi anak untuk mendapatkan penanganan yang tepat guna mengatasi gigi bertumpuk.


Baca juga: Gigi Susu Tidak Tanggal, Apakah Harus Segera Dicabut? Ini yang Perlu Diketahui Orang Tua


Penyebab Gigi Bertumpuk pada Anak

Gigi bertumpuk dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:


1. Genetik

Ukuran gigi dan rahang yang tidak sesuai, misalnya ukuran gigi permanen terlalu besar dan rahang terlalu kecil, menyebabkan gigi yang tumbuh sebagai pengganti kekurangan tempat sehingga terjadi tumpang tindih. Selain itu, posisi benih gigi yang kurang tepat juga dapat menyebabkan gigi bertumpuk atau berjejal.


2. Kehilangan Gigi Secara Dini (Premature Loss)

Gigi sulung yang hilang lebih awal (karena berlubang atau kecelakaan) menyebabkan gigi lainnya tumbuh miring dan berpindah ke area yang kosong.


3. Kebiasaan Buruk Ketika Kecil (Oral Habit)

Kebiasaan buruk seperti mengisap ibu jari, bernapas melalui mulut, menggigit kuku/pensil/bibir atau mendorong lidah membuat otot mulut dan pipi terus aktif sehingga mengakibatkan bentuk lengkung rahang jadi lebih menyempit maupun melebar.


Penggunaan dot dan empeng (pacifier) berkepanjangan juga dapat membuat gigi bertumpuk. Selain itu, jarang mengunyah makanan dengan tekstur keras membuat otot-otot pengunyahan melemah dan membuat tumbuh kembang rahang tidak ideal.


4. Cedera atau Trauma pada Rahang

Cedera atau trauma pada rahang anak juga dapat menyebabkan gigi bertumpuk. Trauma yang terjadi bisa menimbulkan kerusakan pada rahang dan hal ini lah yang menyebabkan posisi gigi anak bergeser dan gigi dewasa anak tumbuh tidak pada tempatnya.


5. Kelainan Kongenital dan Tumor

Kelainan seperti kelebihan jumlah gigi (ekstra) atau anomali bentuk gigi dapat mengurangi ruang dalam rahang, menyebabkan gigi tumbuh bertumpuk.


Selain itu, ada beberapa kondisi penyakit lain yang menyebabkan gigi tumbuh bertumpuk, seperti adanya celah bibir dan langit-langit, tumor rahang mulut, tambalan gigi atau mahkota yang kurang baik, dan lain-lain.


Baca juga: Ke Dokter Gigi, Siapa Takut?


Kapan Harus Ke Dokter?

Gigi bertumpuk dapat mengganggu proses pertumbuhan anak, terutama bila terlambat disadari dan ditangani. Oleh sebab itu, orang tua harus mewaspadai tanda-tanda berikut ini:


  • Gigi anak tumbuh tidak sesuai jalur dan tampak tidak rata
  • Gigi susu anak tanggal sebelum waktunya atau justru tidak kunjung tanggal
  • Gigi permanen anak tampak tumbuh sebelum gigi susu tanggal
  • Anak mengalami kesulitan mengunyah, kesulitan bicara, atau kesulitan bernapas
  • Anak sering mengalami nyeri di sekitar rahang atau gigi
  • Anak mengalami trauma atau cedera pada rahang


Masalah pertumbuhan gigi, seperti gigi bertumpuk, umumnya dapat dideteksi melalui pemeriksaan gigi rutin oleh dokter gigi anak. Jadi, ingatlah untuk membawa si Kecil ke dokter gigi anak, minimal setiap 4-6 bulan sekali, untuk mendukung proses pertumbuhan giginya.


Baca juga: Karies Gigi pada Anak, Pahami Gejala hingga Pengobatannya



Diagnosis Gigi Bertumpuk pada Anak

Dokter gigi anak biasanya akan memulai pemeriksaan gigi dengan menanyakan riwayat kesehatan keluarga, kebiasaan anak, serta gejala yang dirasakan anak. Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan melihat posisi serta kondisi gigi susunya, maupun ada tidaknya pertumbuhan gigi permanen anak.


Untuk memastikan kondisi gigi anak secara keseluruhan, termasuk akar gigi, sekaligus menentukan rencana penanganan yang tepat, dokter gigi juga akan merekomendasikan sejumlah pemeriksaan lain, seperti foto rontgen gigi dan pengambilan model atau cetakan gigi anak.


Perawatan Gigi Bertumpuk pada Anak

Setelah pemeriksaan, dokter gigi spesialis kedokteran gigi anak dapat memastikan penyebab anak memiliki gigi bertumpuk. Dari hasil pemeriksaan tersebut, dokter baru bisa menentukan rencana penanganan yang sesuai dengan kondisi anak Anda.


Jika gigi bertumpuk disebabkan persistensi, maka dokter bisa menyarankan cabut gigi. Space maintainer dan regainer dapat diberikan juga untuk kasus-kasus kehilangan gigi dini dan mencegah tumbuhnya gigi lain bertumpuk.


Namun, jika gigi bertumpuk disebabkan dental crowding, maka dokter gigi spesialis ortodontik yang akan melakukan pemeriksaan dan perawatan lanjutan. Dengan perawatan ortodontik sejak dini, dokter dapat membantu mendukung proses tumbuh kembang optimal untuk rahang, gigi, dan wajah si kecil.


Salah satu contoh perangkat ortodonti yang dapat disarankan oleh dokter adalah myofunctional orthodontics atau Myobrace. Alat ini bisa digunakan mulai usia 6 sampai 12 tahun, baik pada periode gigi susu atau gigi sulung, maupun periode gigi bercampur.


Di sisi lain, pada anak yang berusia lebih dari 12 tahun, atau pada periode gigi permanen, dokter mungkin menyarankan penggunaan braces atau kawat gigi untuk membantu merapikan struktur gigi anak.

Merawat gigi bertumpuk maupun berjejal sebaiknya dilakukan sesegera mungkin setelah teridentifikasi sehingga dapat mencegah masalah gigi yang lebih serius di kemudian hari.


Baca juga: 11 Cara Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut yang Bisa Anda Terapkan


Pencegahan Gigi Bertumpuk pada Anak

World Health Organization (WHO) menjelaskan bahwa maloklusi menempati posisi ketiga sebagai penyakit gigi dan mulut paling tinggi di tahun 2024.


Gigi yang bertumpuk atau berjejal juga dapat menghalangi pertumbuhan gigi permanen, membuat si kecil sulit mengunyah, mengalami kelainan gusi dan sendi rahang, serta kesulitan menyikat gigi. Dampaknya, gigi si kecil rusak sehingga menimbulkan rasa malu dan menurunnya tingkat kepercayaan diri.


Untungnya, kondisi ini masih dapat diantisipasi, terutama jika orang tua mampu mengidentifikasi faktor risiko serta anomali yang terjadi pada gigi si kecil sejak dini. Guna mencegah gigi bertumpuk, Anda bisa membiasakan si kecil menjaga kesehatan gigi dan mulut, menghentikan kebiasaan buruk yang dapat memengaruhi bentuk rahang, serta rutin mengajak si kecil kontrol kesehatan gigi dan mulut ke dokter gigi spesialis kedokteran gigi anak.


Orang tua juga dapat memprediksi kemungkinan gigi si kecil akan tumbuh bertumpuk, yaitu ketika tidak adanya sela-sela antar gigi sulung di usia 3-6 tahun. Sela-sela (spacing) ini berfungsi menyediakan ruangan untuk gigi permanen penggantinya yang berukuran lebih besar.


Jika menemui kondisi tersebut, sebaiknya Anda segera membawa si kecil untuk berkonsultasi dengan dokter gigi spesialis kedokteran gigi anak untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat sebelum kondisi bertambah parah.


Pemeriksaan gigi secara rutin dan pemantauan perkembangan gigi si kecil sangat penting untuk memastikan tumbuh kembang si kecil yang optimal dan mencegah masalah yang lebih besar. Mari bantu si kecil jaga kesehatan gigi dan mulutnya agar ia tampil lebih percaya diri.


Baca juga: Apakah Gigi Sakit Boleh Dicabut?



FAQ


Apakah Gigi Bertumpuk pada Anak Bisa Dicabut?

Gigi bertumpuk pada anak tidak harus selalu dicabut, tergantung dari kondisi dan tingkat keparahannya. Biasanya, dokter gigi anak baru akan menyarankan pencabutan gigi apabila gigi bertumpuk sudah menyebabkan nyeri, mengganggu fungsi mulut, atau masalah kesehatan mulut yang serius.


Apakah Gigi Anak yang Berantakan Bisa Dirapikan?

Dengan penanganan yang tepat waktu, gigi anak yang berantakan masih bisa dirapikan. Untuk merapikan struktur gigi anak, dokter dapat menyarankan penggunaan alat myofunctional orthodontics, aligner, ataupun kawat gigi, sesuai dengan kebutuhan dan kondisinya.


Bagaimana Cara Agar Gigi Anak Tumbuh Rapi?

Agar gigi anak tumbuh rapi, penting bagi orang tua untuk membiasakan anak menjaga kebersihan mulut sejak dini dengan menyikat gigi minimal 2 kali sehari, mengurangi konsumsi makanan manis, dan menjalani pemeriksaan gigi secara berkala setiap 4-6 bulan sekali. Selain itu, orang tua juga harus menghentikan kebiasaan kurang baik, seperti mengisap jari dan menggunakan dot berlebihan.


Bisakah Gigi Bertumpuk pada Anak Diluruskan Tanpa Pencabutan?

Dalam beberapa kasus, gigi bertumpuk pada anak dapat diluruskan tanpa pencabutan gigi, tergantung dari tingkat keparahan dan struktur rahang anak. Perawatan ortodontik seperti myofunctional orthodontics atau aligner dapat menjadi solusi anak yang mengalami gigi bertumpuk tanpa pencabutan.


Namun, pada kasus gigi bertumpuk yang parah, pencabutan mungkin diperlukan agar gigi anak memiliki ruang yang cukup untuk tumbuh.