Radang Tenggorokan pada Anak: Gejala, Penyebab, dan Penanganan

Oleh Tim RS Pondok Indah

Jumat, 25 Juli 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Radang tenggorokan anak memang umum terjadi, tetapi bukan berarti bisa diabaikan. Sebab kondisi ini bisa berdampak kepada aktivitas dan tumbuh kembang anak.

Radang Tenggorokan pada Anak: Gejala, Penyebab, dan Penanganan

Radang tenggorokan pada anak tidak selalu disebabkan oleh infeksi yang berat. Terkadang, perubahan cuaca atau paparan udara kotor juga bisa memicu iritasi dan menyebabkan penyakit ini. Informasi ini penting dipahami agar orang tua tidak panik, tetapi juga tetap bisa memutuskan langkah terbaik bagi kesehatan si kecil.


Selain itu, radang tenggorokan bisa menular, baik lewat percikan air liur saat batuk atau bersin, maupun dari barang yang terkontaminasi. Oleh karena itu, menjaga kebersihan anak dan lingkungan sekitarnya sangat penting dalam mencegah kondisi ini menyebar luas.


Apa Itu Radang Tenggorokan pada Anak?

Radang tenggorokan pada anak adalah kondisi peradangan pada area tenggorokan, terutama di bagian belakang tenggorokan (faring). Peradangan pada tenggorokan bisa disebabkan oleh infeksi virus maupun bakteri, dan sering kali disertai rasa tidak nyaman hingga nyeri saat menelan.


Radang tenggorokan sering kali bersifat ringan dan bisa sembuh dengan sendirinya, tetapi ada juga yang membutuhkan penanganan medis, terutama jika disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti Streptococcus.


Baca juga: Bahaya Difteri pada Anak



Gejala Radang Tenggorokan pada Anak

Gejala radang tenggorokan anak bisa berbeda-beda, tergantung penyebabnya. Orang tua sebaiknya mengenali tanda-tanda radang tenggorokan anak, seperti berikut ini:


  • Anak mengeluh sakit atau sulit menelan makanan atau minuman, sehingga jadi tidak nafsu makan
  • Suara anak terdengar serak atau berbeda dari biasanya
  • Anak terlihat lebih rewel, lemas, atau tidak seaktif biasanya
  • Anak sering memegang atau mengusap lehernya
  • Mengalami demam, batuk, atau pilek


Terkadang, anak juga bisa mengalami mual, muntah, sakit kepala, maupun sakit perut ketika menderita radang tenggorokan.


Baca juga: Lambung Terjaga, Pertumbuhan Terpelihara


Penyebab Radang Tenggorokan pada Anak

Beberapa penyebab radang tenggorokan anak yang paling umum, antara lain:


  • Infeksi virus, seperti virus influenza, rhinovirus, atau adenovirus
  • Infeksi bakteri, terutama Streptococcus
  • Infeksi jamur, seperti infeksi jamur kandida
  • Iritasi tenggorokan akibat paparan asap rokok, udara kering, atau polusi udara
  • Alergi, misalnya terhadap debu, bulu hewan, dan serbuk sari
  • Penggunaan tenggorokan secara berlebih, seperti pada saat anak berteriak atau menangis terlalu lama


Baca juga: Jenis-jenis Vaksin Anak untuk Kesehatan Si Buah Hati


Faktor Risiko Radang Tenggorokan pada Anak

Meski bisa dialami siapa saja, ada beberapa kondisi yang membuat anak lebih rentan mengalami radang tenggorokan. Mengenali faktor risiko ini dapat membantu orang tua mencegah anak menderita kondisi ini, bahkan menjaga daya tahan tubuhnya tetap optimal.


Beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko anak terkena radang tenggorokan, yaitu: 


  • Kontak erat dengan teman atau anggota keluarga yang sedang sakit
  • Tidak mencuci tangan secara rutin
  • Sering berbagi alat makan atau botol minum dengan orang lain, terutama yang sedang sakit
  • Tinggal di lingkungan yang padat penduduk atau yang sanitasinya buruk
  • Terpapar udara dingin atau kering dalam waktu lama


Baca juga: Anak Kekurangan Zat Besi, Atasi dengan Asupan Gizi yang Optimal


Kapan Harus ke Dokter?

Segera bawa anak ke dokter spesialis anak di RS Pondok Indah cabang terdekat jika anak mengalami kondisi berikut:


  • Demam tinggi lebih dari 38°C yang tidak turun dalam 2–3 hari
  • Nyeri tenggorokan makin parah atau tidak membaik, yang menyebabkan anak tidak bisa makan dan minum
  • Anak tampak sangat lemas atau mengantuk terus-menerus
  • Muncul ruam kulit atau pembengkakan kelenjar leher
  • Napas anak berbunyi atau tampak kesulitan bernapas
  • Warna di sekitar bibir menjadi kebiruan


Baca juga: Yuk, Kenali Penyakit yang Rentan Terjadi pada Balita!



Diagnosis Radang Tenggorokan pada Anak

Untuk memastikan penyebab radang tenggorokan anak, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk memeriksa kondisi tenggorokan dan kelenjar getah bening anak.


Jika dicurigai mengalami infeksi bakteri, dokter mungkin akan melakukan tes usap tenggorokan (throat swab) untuk mengetahui jenis kuman penyebabnya.


Baca juga: Flu Singapura Pada Anak, Kenali Gejala dan Cara Mencegahnya


Penanganan Radang Tenggorokan pada Anak

Radang tenggorokan pada anak yang disebabkan oleh infeksi virus memang bisa sembuh tanpa pengobatan khusus dalam waktu 2-7 hari. Namun, pengobatan dari dokter diperlukan untuk menyembuhkan infeksi bakteri maupun mengurangi gejala maupu keluhan yang mengganggu kenyamanan anak.


Cara utama untuk mengobati radang tenggorokan pada anak adalah dengan konsumsi obat-obatan yang diresepkan oleh dokter spesialis anak. Jika radang disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter biasanya akan meresepkan obat antibiotik untuk membantu mengatasi infeksi tersebut. Selain itu, obat antinyeri atau antiperadangan juga dapat diberikan untuk meredakan rasa nyeri maupun mengurangi rasa tidak nyaman di tenggorokan anak.


Pemberian obat akan disesuaikan dengan usia, keparahan gejala yang dialami anak, serta kondisi kesehatannya secara umum. Tujuan pengobatan yang dilakukan untuk mengatasi penyebab radang tenggorokan pada anak, sekaligus meredakan keluhan yang ia alami.


Selalu pastikan untuk mengonsumsi obat yang diresepkan oleh dokter untuk menghindari risiko terjadinya efek samping maupun resistensi antibiotik.


Untuk mengoptimalkan pengobatan radang tenggorokan anak yang diberikan oleh dokter, Anda bisa menerapkan beberapa tips berikut ini:


  • Pastikan anak cukup istirahat, guna mengoptimalkan proses pemulihan
  • Berikan makanan lunak dan hangat, agar lebih mudah ditelan
  • Pastikan anak banyak minum air putih, agar tenggorokan tetap lembab
  • Cukupi kebutuhan cairan
  • Hindari memberikan anak makanan yang terlalu pedas atau asam, supaya tidak makin mengiritasi tenggorokan anak
  • Gunakan humidifier di kamar anak, jika udara terlalu kering


Baca juga: Mengenal Penyakit HFMD yang Mengintai Anak


Komplikasi Radang Tenggorokan Anak

Jika tidak ditangani dengan baik, radang tenggorokan anak bisa menyebabkan komplikasi, seperti:



Baca juga: Imunisasi Anak dengan Rutin dan Tepat Waktu


Cara Mencegah Radang Tenggorokan Anak

Agar anak tidak mudah terserang radang tenggorokan, pencegahan menjadi langkah yang tidak kalah penting. Beberapa kebiasaan sederhana di rumah bisa membantu menurunkan risiko terjadinya infeksi maupun iritasi pada tenggorokan anak.


Berikut ini adalah beberapa cara mencegah radang tenggorokan pada anak yang bisa Anda lakukan:


  • Ajarkan anak mencuci tangan secara rutin dengan sabun
  • Hindari berbagi alat makan maupun barang pribadi
  • Jaga kebersihan mainan dan barang yang sering disentuh anak
  • Pastikan anak cukup istirahat dan mengonsumsi makan bergizi
  • Hindarkan anak dari paparan asap rokok
  • Gunakan masker saat penularan flu di lingkungan sekitar sedang meningkat


Radang tenggorokan anak umumnya bukan kondisi yang berbahaya, tetapi tetap perlu diwaspadai jika disertai gejala berat atau berlangsung lama. Penanganan yang tepat akan mencegah terjadinya komplikasi.


Jika anak menunjukkan gejala radang tenggorokan, jangan ragu untuk memeriksakannya ke dokter spesialis anak di RS Pondok Indah cabang terdekat. Penanganan yang cepat dan tepat akan membantu anak pulih lebih cepat serta kembali aktif.


Baca juga: Bahaya Difteri pada Anak



FAQ


Apa yang Harus Dilakukan Jika Anak Radang Tenggorokan?

Jika anak radang tenggorokan, pastikan istirahat cukup, beri banyak air hangat, dan pastikan anak tidak mengonsumsi makanan pedas atau asam. Selain itu, bawa anak untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis anak untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut, terutama jika radang tenggorokan sudah sangat parah atau tidak kunjung sembuh setelah seminggu.


Berapa Lama Radang Tenggorokan Anak Sembuh? 

Radang tenggorokan pada anak biasa sembuh dalam waktu 3-7 hari dengan perawatan yang tepat, seperti istirahat dan konsumsi obat sesuai dengan arahan dokter.


Apakah Berkumur Air Garam Bisa Mengatasi Radang Tenggorokan pada Anak?

Berkumur air garam sendiri tidak bisa mengatasi radang tenggorokan pada anak akibat infeksi bakteri atau virus. Meskipun demikian berkumur air garam dapat membantu meredakan gejala radang tenggorokan, seperti rasa sakit dan pembengkakan pada tenggorokan anak. Anda bisa memberikan larutan ini dengan mencampurkan segelas air hangat dengan setengah sampai 1 sendoh teh garam untuk digunakan sebagai air kumur bagi anak.


Namun, perlu diingat bahwa berkumur air garam bukanlah metode penyembuhan utama untuk radang tenggorokan pada anak. Jika radang tenggorokan berlangsung lebih dari beberapa hari atau disertai gejala serius, sebaiknya konsultasikan ke dokter spesialis anak untuk mendapatkan penanganan medis.


Apakah Radang Tenggorokan pada Anak Menyebabkan Demam Naik Turun?

Terkadang, radang tenggorokan pada anak yang disebabkan oleh infeksi dapat menyebabkan demam yang naik turun. Demam naik turun bisa terjadi karena respons tubuh terhadap infeksi.

Namun, jika anak mengalami demam tinggi atau tidak kunjung sembuh, sebaiknya konsultasikan ke dokter spesialis anak. Radang tenggorokan yang disertai demam tinggi bisa menandakan adanya infeksi yang cukup serius.


Radang Tenggorokan pada Anak Tidak Boleh Makan Apa?

Saat anak mengalami radang tenggorokan, ia tidak boleh makan makanan yang dapat mengiritasi tenggorokan, seperti makanan pedas, asam, atau asin. Selain itu, pastikan anak menghindari makanan keras atau tajam seperti keripik atau makanan yang sulit dikunyah dan menelan.


Sebaliknya, untuk membantu proses penyembuhan radang tenggorokan, pastikan anak mengonsumsi makanan bergizi dengan tekstur yang lembut dan mudah ditelan, seperti sup, bubur, atau yoghurt.




Referensi:

  1. Miller, K. M., Carapetis, J. R., et al. The global burden of sore throat and group A Streptococcus pharyngitis: A systematic review and meta-analysis. EClinicalMedicine. 2022. (https://www.thelancet.com/journals/eclinm/article/PIIS2589-5370(22)00188-2/fulltext). Diakses pada 3 Juli 2025.
  2. National Health Service UK. Sore Throat. (https://www.nhs.uk/symptoms/sore-throat/). Direvisi terakhir 8 April 2024. Diakses pada 3 Juli 2025.
  3. National Health Service UK. Alder Hey Children’s Hospital Trust. Sore Throat. (https://www.alderhey.nhs.uk/conditions/symptoms-checker/sore-throat/). Direvisi terakhir 15 November 2023. Diakses pada 3 Juli 2025.
  4. The Sydney Children’s Hospital Network. Sore Throat (Pharyngitis). (https://www.schn.health.nsw.gov.au/sore-throat-pharyngitis-factsheet). Direvisi terakhir 19 Desember 2024. Diakses pada 3 Juli 2025.
  5. Cleveland Clinic. Sore Throat (Pharyngitis). (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/8274-sore-throat-pharyngitis). Direvisi terakhir 22 Augustus 2024. Diakses pada 3 Juli 2025.
  6. Mayo Clinic. Sore throat. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sore-throat/symptoms-causes/syc-20351635). Direvisi terakhir 12 April 2025. Diakses pada 25 Juli 2025.