Hipertensi tidak bisa disembuhkan total. Tapi, darah tinggi bisa dikontrol agar tidak menyebabkan komplikasi yang berbahaya. Mari ketahui lebih lanjut di sini!
Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, seringkali tidak mendapat penanganan yang tepat, karena pasien sering kali tidak mengalami gejala sampai terjadi komplikasi. Satu-satunya cara memastikan kondisi ini adalah dengan melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin.
Bila memang terjadi peningkatan tekanan darah, bahkan sudah dinyatakan menderita hipertensi oleh dokter, maka kontrol dan pengobatan rutin wajib dilakukan. Tujuan dari pengobatan ini adalah untuk mengontrol tekanan darah, sehingga komplikasi hipertensi bisa dicegah.
Sayangnya, tak jarang penderita hipertensi hanya mengonsumsi obat jika bergejala, yang umumnya dikeluhkan sebagai sakit kepala. Padahal, sakit kepala ini mungkin adalah komplikasi dari hipertensi, bukan gejalanya. Kebanyakan pasien menghentikan obat juga karena merasa sudah sembuh. Lalu, apakah hipertensi bisa sembuh?
Sayangnya, hipertensi atau penyakit darah tinggi tidak bisa diatasi secara total. Namun, hipertensi dapat dikontrol supaya tidak bertambah parah dan menyebabkan komplikasi. Penderita hipertensi dapat mengontrol kondisi darah tinggi ini dengan menjaga gaya hidup sehat dan rutin kontrol ke dokter.
Sebaliknya, hipertensi bisa kambuh dan menjadi lebih parah apabila penderita hipertensi tidak mengelola gaya hidup mereka. Oleh karena itu, penderita hipertensi harus mengelola tekanan darah mereka dengan baik untuk mencegah komplikasi.
Sebelum terjadi komplikasi, rencanakan janji temu dengan dokter spesialis penyakit dalam di RS Pondok Indah guna menangani hipertensi, maupun keluhan yang menyertainya. Selain mendapatkan penanganan, dokter juga bisa memberikan saran yang sesuai dengan kondisi Anda.
Baca juga: Pertolongan Pertama Serangan Jantung yang Harus Dipahami
Meski tidak bisa diatasi secara permanen, hipertensi tetap dapat dikendalikan dengan penanganan yang tepat. Secara umum tujuan penanganan hipertensi adalah untuk menurunkan tekanan darah dan menjaganya tetap normal.
Untuk mencapai tekanan darah normal, dokter akan menyarankan perubahan gaya hidup. Selain itu, peresepan obat antihipertensi juga akan dilakukan oleh dokter, tergantung dari hasil tekanan darah saat pemeriksaan, faktor risiko yang dimiliki, serta beberapa kondisi lain.
Berikut ini adalah beberapa bentuk penanganan hipertensi atau tekanan darah tinggi yang mungkin disarankan dokter:
Perubahan gaya hidup dengan menerapkan pola hidup sehat untuk mengoptimalkan penanganan hipertensi bisa Anda lakukan dengan menerapkan beberapa tips berikut:
Baca juga: 10 Makanan Pantangan Darah Tinggi yang Perlu Dihindari
Selain menyarankan berbagai perubahan gaya hidup, dokter juga dapat meresepkan obat penurun tekanan darah. Konsumsi obat antihipertensi biasanya menjadi pilihan jika tekanan darah tidak terkendali melalui langkah non-farmakologis.
Pemilihan jenis obat-obatan dan dosisnya akan disesuaikan dengan kondisi kesehatan pasien, adanya kondisi medis lain, serta respons terhadap pengobatan.
Penderita hipertensi juga biasanya disarankan untuk mengukur tekanan darahnya secara rutin. Tujuannya adalah untuk mendeteksi dini dan memantau perkembangan kondisi, serta mengoptimalkan proses pengobatan.
Meski telah menerapkan gaya hidup sehat dan mengonsumsi obat antihipertensi, Anda tetap perlu melakukan kontrol rutin ke dokter spesialis penyakit dalam. Sebab penyakit hipertensi tidak bisa disembuhkan, tetapi bisa dijaga agar tetap terkontrol yakni kurang dari 120/90 mmHg.
Tujuan menjaga tekanan darah tetap terkontrol adalah supaya tidak terjadi komplikasi. Jadi, meskipun tekanan darah sudah normal atau tidak merasakan keluhan, jangan menghentikan pengobatan tanpa sepengetahuan dokter.
Baca juga: 7 Pilihan Olahraga untuk Hipertensi agar Tekanan Darah Normal
Selain kontrol rutin, dokter juga bisa menyarankan CT-Scan jantung maupun pemeriksaan penunjang lain untuk skrining komplikasi dari hipertensi yang Anda derita.
Pemeriksaan lanjutan dapat membantu mendeteksi penyakit jantung dan komplikasi lainnya, termasuk penyakit ginjal, secara dini. Dengan begitu, Anda dapat menjaga kondisi kesehatan dan mencegah munculnya penyakit lain.
Dokter juga bisa menyarankan terapi pelengkap, seperti terapi relaksasi, agar proses terapi hipertensi lebih optimal.
Meskipun hipertensi tidak dapat diatasi sepenuhnya, kondisi ini masih tetap bisa dikontrol dengan langkah pengobatan yang baik. Pengobatan hipertensi harus dijalani secara konsisten dan terencana agar tekanan darah dapat dikendalikan dengan baik.
Untuk mengontrol tekanan darah tinggi dan mencegah terjadinya komplikasi, Anda disarankan rutin memeriksakan diri ke dokter spesialis penyakit dalam di RS Pondok Indah guna memantau kondisi kesehatan.
RS Pondok Indah tidak hanya memiliki dokter spesialis penyakit dalam yang kompeten, tetapi juga dilengkapi dengan fasilitas medis terkini untuk memberikan pelayanan terbaik bagi kesehatan Anda dan orang terkasih. Jadi, jangan ragu untuk mulai memeriksakan tekanan darah di RS Pondok Indah cabang terdekat.
Baca juga: Hasil CT-Scan Jantung, Ini yang Harus Diketahui
Penderita hipertensi bisa kembali ke tekanan darah normal dengan perubahan gaya hidup, seperti diet rendah garam, rutin berolahraga, mengelola stres, dan berhenti merokok. Jika diperlukan, dokter mungkin meresepkan obat untuk membantu mengontrol tekanan darah. Namun, penting untuk diingat bahwa hipertensi sering kali memerlukan manajemen jangka panjang, dan pemantauan rutin tetap diperlukan untuk menjaga tekanan darah dalam batas normal.
Lama penyembuhan dari hipertensi bervariasi tergantung pada penyebab dan respons individu terhadap perubahan gaya hidup dan pengobatan. Beberapa orang dapat melihat perbaikan dalam hitungan minggu hingga bulan dengan perubahan pola makan, olahraga, dan konsumsi obat-obatan. Namun, hipertensi sering kali merupakan kondisi kronis yang memerlukan pengelolaan seumur hidup.
Penyakit darah tinggi (hipertensi) hampir selalu mengonsumsi obat-obatan seumur hidup untuk menjaga tekanan darah tetap normal, terutama jika perubahan gaya hidup tidak cukup efektif. Namun, dengan pengelolaan yang baik melalui pola diet, olahraga, dan pengelolaan stres, beberapa orang mungkin bisa mengurangi dosis obat atau, dalam kasus tertentu, menghentikannya di bawah pengawasan dokter.
Referensi: