Inilah 6 Perbedaan Operasi Bypass Jantung dan Pasang Ring Jantung

Oleh Tim RS Pondok Indah

Selasa, 12 Agustus 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Operasi bypass jantung dan pasang ring jantung bertujuan melancarkan aliran darah ke jantung. Namun keduanya berbeda dari segi proses hingga kondisi yang ditangani.

Inilah 6 Perbedaan Operasi Bypass Jantung dan Pasang Ring Jantung

Operasi bypass jantung dan pasang ring jantung merupakan prosedur medis yang umum dilakukan untuk menangani penyakit jantung koroner. Kondisi ini merujuk pada penyumbatan atau penyempitan yang terjadi di pembuluh darah koroner akibat penumpukan plak (kolesterol).


Di Indonesia, angka kematian penyakit jantung koroner (PJK) mencapai 245.343 jiwa per tahun. Ada beberapa faktor yang membuat seseorang lebih berisiko terkena penyakit ini, di antaranya usia, jenis kelamin, dan memiliki keluarga dengan riwayat penyakit jantung koroner. Selain itu, pola hidup tidak sehat, seperti kebiasaan merokok, kurang aktif bergerak, stres, serta konsumsi makanan tinggi lemak jenuh, gula, dan garam, juga berkontribusi dalam meningkatkan risiko terjadinya PJK. 


Meski dapat menangani penyakit yang sama, operasi bypass jantung dan pasang ring jantung memiliki perbedaan yang signifikan, mulai dari segi metode yang digunakan hingga waktu pemulihan.


Beda Bypass dan Pasang Ring Jantung

Agar Anda lebih memahami perbedaan operasi bypass jantung dan pasang ring jantung, simak beberapa aspek berikut ini: 


1. Kondisi yang Ditangani 

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, operasi bypass jantung dan pasang ring jantung sama-sama dapat digunakan untuk menangani penyakit jantung koroner. Namun, perbedaan keduanya terletak pada keparahan kondisi yang ditangani.


Pemasangan ring jantung umumnya digunakan untuk mengatasi penyempitan ringan hingga sedang pada pembuluh darah koroner. Prosedur ini bisa dilakukan dalam kondisi darurat, misalnya serangan jantung. Selain itu, pemasangan ring jantung juga dilakukan apabila pasien mengalami nyeri dada yang tidak membaik dengan pemberian obat-obatan ataupun perubahan gaya hidup. 


Sementara itu, operasi bypass jantung dilakukan untuk pasien dengan penyumbatan pembuluh darah koroner yang kompleks, misalnya saat ada penyumbatan di pembuluh utama dan penyumbatan pada pada lebih dari satu arteri koroner.


2. Teknik yang Digunakan

Beda bypass dan pasang ring jantung selanjutnya adalah teknik yang digunakan. Pada pemasangan ring jantung, dokter akan membuka sumbatan di pembuluh darah koroner dengan memasang stent (ring). Tindakan ini minim invasif, dengan memasukkan kateter lewat pembuluh darah dan stents akan dipasang di pembuluh darah yang mengalami penyumbatan. 


Sementara itu, operasi bypass jantung tergolong operasi besar. Pada prosedur ini, dokter akan membuat jalur baru menggunakan pembuluh darah bagian tubuh lain, misalnya dari kaki, untuk mengalihkan aliran darah sehingga tidak melewati pembuluh darah yang tersumbat. 


Baca juga: Apakah Kelainan Otot Jantung Bisa Sembuh? Jenis, Penyebab, dan Penanganannya



3. Durasi Prosedur 

Perbedaan lainnya ada pada durasi prosedur. Prosedur pemasangan ring jantung terbilang lebih singkat. Tindakan ini biasanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit hingga 2 jam, tergantung kondisi pasien dan jumlah stents yang dipasang. 


Lain halnya dengan operasi bypass jantung, prosedur ini membutuhkan bedah jantung terbuka sehingga durasi prosedur menjadi lebih lama. Umumnya, operasi bypass jantung memakan waktu sekitar 3–6 jam, tergantung seberapa banyak pembuluh darah yang perlu dibuatkan jalur bypass. 


4. Waktu Pemulihan 

Waktu pemulihan juga menjadi perbedaan operasi bypass jantung dan pasang ring jantung. Pada tindakan pemasangan ring, waktu pemulihannya cenderung lebih singkat. Biasanya, pasien hanya perlu rawat inap beberapa hari hingga kondisinya stabil.


Sedangkan untuk operasi bypass jantung, pemulihan bisa memakan waktu yang lebih lama, yakni lebih dari 1 minggu. Pemulihan total setelah operasi bypass jantung biasa membutuhkan waktu sekitar 4–6 minggu.


Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Prosedur Pemasangan Stent Jantung


5. Risiko Komplikasi 

Karena minim invasif, prosedur pasang ring jantung relatif lebih minim komplikasi. Namun, kemungkinan risiko komplikasi tetap masih ada, di antaranya perdarahan di tempat masuknya kateter, penggumpalan darah, kerusakan pembuluh darah akibat kateter, gangguan irama jantung (aritmia), serangan jantung, atau stroke


Sementara itu, operasi bypass jantung memiliki risiko komplikasi yang lebih tinggi daripada pemasangan ring karena dilakukan dengan bedah terbuka. Adapun risiko komplikasi dari tindakan ini, di antaranya infeksi luka operasi, perdarahan saat atau setelah operasi, gagal ginjal, aritmia, atau pneumonia. 


6. Efektivitas Jangka Panjang 

Karena kondisi penyakit jantung koroner yang ditangani berbeda, efektivitas antara operasi bypass dan pemasangan ring jantung juga berbeda. Pemasangan ring jantung umumnya bisa bertahan 3 tahun, tergantung kondisi pasien. Sementara itu, kebanyakan operasi bypass jantung efektif untuk mencegah sumbatan berulang lebih dari 3 tahun. 


Itulah beberapa perbedaan operasi bypass jantung dengan pemasangan ring jantung. Perlu diketahui bahwa setiap tindakan memiliki indikasi medis yang berbeda, jadi, pastikan Anda mendapatkan informasi yang memadahi tentang prosedur ini dari dokter yang akan melakukan tindakan. 


Apabila Anda memiliki kondisi medis yang memerlukan operasi bypass jantung atau pemasangan ring jantung, konsultasikan dengan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah di RS Pondok Indah cabang terdekat untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat. Dengan pengalaman yang memadahi dan fasilitas medis terkini di RS Pondok Indah, penanganan yang diberikan bisa lebih optimal. 


Baca juga: Ketahui Perbedaan Kateterisasi Jantung dan Pasang Ring Jantung



FAQ


Apa perbedaan antara Stent Jantung dan Kateter Balon?

Stent jantung dan kateter balon adalah dua alat yang digunakan dalam prosedur angioplasti koroner ataupun pemasangan ring jantung, tetapi memiliki fungsi yang berbeda. Kateter balon digunakan untuk melebarkan arteri yang menyempit, sedangkan stent jantung adalah tabung kecil yang dipasang di dalam arteri untuk menjaga agar tetap terbuka setelah dilebarkan dengan balon.


Berapa Lama Masa Pemulihan Setelah Pasang Ring Jantung?

Masa pemulihan setelah pemasangan ring jantung berlangsung sekitar 1-2 hari di rumah sakit. Namun pada umumnya, pasien bisa mulai melakukan aktivitas ringan seperti berjalan kaki beberapa jam setelah prosedur dan bisa berkativitas ringan dalam 2-4 hari. Setelah diperbolehkan pulang, pasien tetap dianjurkan untuk menghindari aktivitas berat selama sekitar 1-2 minggu.


Berapa Lama Masa Pemulihan Setelah Operasi Bypass Jantung?

Masa pemulihan setelah operasi bypass jantung biasanya sekitar 4-6 minggu. Setelah operasi, pasien akan dirawat di rumah sakit selama beberapa hari untuk pemantauan intensif hingga kondisi stabil. Dalam 8-12 hari, pasien diperbolehkan untuk pulang, tetapi tetap harus beristirahat dan menghindari aktivitas berat.


Pemulihan total pasca bypass jantung bisa memakan waktu lebih lama, bahkan hingga beberapa bulan. Durasi pemulihan pasca bypass jantung tergantung pada kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan dan anjuran dokter spesialis jantung dan pembuluh darah yang menangani. 


Kapan Harus Pasang Ring Jantung?

Ring jantung disarankan saat dokter menemukan penyumbatan arteri koroner yang signifikan, biasanya saat prosedur angiografi menunjukkan penyempitan 70% atau lebih. Ring dipasang untuk mencegah penyempitan kembali dan mengembalikan aliran darah normal ke jantung.


Kapan Harus Operasi Bypass Jantung?

Operasi bypass jantung diperlukan jika penyumbatan arteri koroner cukup parah, tidak bisa diatasi dengan pemasangan ring jantung, atau jika ada banyak arteri yang tersumbat. Prosedur ini bertujuan untuk memperbaiki aliran darah ke jantung, mengurangi risiko serangan jantung, dan meningkatkan fungsi kardiovaskular.




Referensi:

  1. Nestler S, Kreft D, et al,. Stents versus bypass surgery: 3-year mortality risk of patients with coronary interventions aged 50+ in Germany. Journal of Cardiothoracic Surgery. 2022. (https://cardiothoracicsurgery.biomedcentral.com/articles/10.1186/s13019-022-02014-2). Diakses pada 4 Agustus 2025. 
  2. Stevens L, Noiseux N. Commentary: What is the impact of previous coronary stenting for coronary artery bypass graft outcomes? The Journal of Thoracic and Cardiovascular Surgery. 2022. (https://www.jtcvs.org/article/S0022-5223(20)32690-8/fulltext). Diakses pada 4 Agustus 2025. 
  3. Badan Riset dan Inovasi Nasional. Tingginya Kasus Kardiovaskular di Indonesia Akibat Gaya Hidup Tidak Sehat, BRIN Peringatkan Pentingnya Pencegahan. (https://brin.go.id/ork/posts/kabar/tingginya-kasus-kardiovaskular-di-indonesia-akibat-gaya-hidup-tidak-sehat-brin-peringatkan-pentingnya-pencegahan). Direvisi terakhir 20 September 2024. Diakses pada 4 Agustus 2025. 
  4. Cleveland Clinic. Coronary Artery Bypass Surgery. (https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/16897-coronary-artery-bypass-surgery). Direvisi terakhir 11 Januari 2022. Diakses pada 4 Agustus 2025. 
  5. Mayo Clinic. Coronary artery disease. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/coronary-artery-disease/symptoms-causes/syc-20350613). Direvisi terakhir 14 Juni 2024. Diakses pada 4 Agustus 2025. 
  6. Mayo Clinic. Coronary angioplasty and stents. (https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/coronary-angioplasty/about/pac-20384761). Direvisi terakhir 7 November 2023. Diakses pada 4 Agustus 2025. 
  7. Mayo Clinic. Coronary artery disease: Angioplasty or bypass surgery?. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/coronary-artery-disease/expert-answers/coronary-artery-disease/faq-20058302). Direvisi terakhir 1 September 2023. Diakses pada 4 Agustus 2025.