Sirkumsisi/Sunat ke Dokter Apa?

Oleh Tim RS Pondok Indah

Jumat, 04 Juli 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Sirkumsisi atau sunat harus dilakukan oleh dokter spesialis yang tepat, yakni dokter bedah umum untuk pria dewasa dan dokter bedah anak pada anak-anak dan bayi.

Sirkumsisi/Sunat ke Dokter Apa?

Sunat, yang dalam dunia medis dikenal dengan istilah sirkumsisi, tidak hanya berkaitan dengan budaya dan ajaran agama, tetapi juga memiliki manfaat medis bagi laki-laki. Prosedur ini bermanfaat untuk menjaga kebersihan penis, mengurangi risiko infeksi saluran kemih, menurunkan risiko mengalami penyakit infeksi menular seksual. Selain itu, sunat juga bisa mengurangi munculnya risiko terjadinya gangguan pada bagian kepala penis dan kulup.


Kondisi Medis yang Memerlukan Sunat

Sunat merupakan sebuah pilihan bagi laki-laki dewasa yang tidak memiliki gangguan medis pada penisnya. Namun, sunat menjadi tindakan wajib jika anak laki-laki atau pria dewasa mengalami suatu kondisi medis, seperti berikut ini:


  • Fimosis, kondisi ketika kulup tidak bisa ditarik ke belakang dari kepala penis
  • Parafimosis, kondisi ketika kulup yang sudah ditarik ke belakang terjebak dan tidak bisa dikembalikan ke posisi semua
  • Balanitis, atau peradangan pada kulup penis yang terjadi secara berulang
  • Infeksi saluran kemih (ISK) berulang, yang menimbulkan rasa sakit dan tidak tuntas mengeluarkan urine saat BAK


Sunat ke Dokter Spesialis Apa?


1. Dokter Spesialis Bedah Umum

Sunat untuk orang dewasa bisa dilakukan oleh dokter spesialis bedah umum. Dokter dengan gelar Sp.B ini dapat melakukan tindakan pembedahan secara umum, termasuk membuang ujung penis (kulup) atau sunat. 


Umumnya, metode sunat untuk orang dewasa bisa dilakukan dengan bedah konvensional, laser, stapler, dan klem. Sunat pada orang dewasa umumnya membutuhkan waktu sekitar 1 jam dengan proses pemulihan sekitar 3 minggu, tergantung kondisi masing-masing pasien.


Konsultasikan pada dokter kami untuk penanganan lebih lanjut


dr. Aditya Maulana Arrum, Msi. Med, Sp. B

dr. Ciputra Linardy, Sp.B

dr. Daniel Ardian Soeselo, Sp. B

dr. Divara Syauta, Sp. B

dr. Franky Mainza Zulkarnain, Sp. B

dr. Jisdan Bambang Yulianto, Sp. B

dr. Petrus Sediawan Atmadjaja, Sp. B

dr. Richard, M.Kes, Sp. B


2. Dokter Spesialis Bedah Anak

Bagi bayi maupun anak laki-laki, khususnya yang memiliki riwayat fimosis, sunat perlu dilakukan oleh dokter spesialis bedah anak. Sebab dokter spesialis bedah anak memiliki kompetensi khusus dalam menangani gangguan kesehatan yang memerlukan pembedahan pada pasien anak-anak dan lebih memahami anatomi anak.


Dokter dengan gelar Sp. BA ini bisa melakukan sunat dengan metode sunat konvensional (dengan pisau bedah), klem, atau laser.


Umumnya, proses penyembuhan sunat pada bayi dan anak-anak lebih cepat jika dibandingkan pria dewasa, yakni kurang dari 10 hari. Selain itu, risiko pendarahan pun lebih rendah. Jadi, anak laki-laki yang disunat bisa lebih cepat pulih.


Konsultasikan pada dokter kami untuk penanganan lebih lanjut


dr. Ahmad Yani, Sp. B, Subsp. Ped. (K)

dr. Cathline Freya Adhiwidjaja, Sp. B.A, Subsp. D.A. (K)

dr. Karmile Sp. B.A

dr. Yessi Eldiyani, Sp. B.A, Subsp. D.A. (K)


Pemilihan dokter spesialis yang tepat untuk menangani sunat, baik disertai dengan kondisi medis tertentu atau tidak, sangat penting agar hasilnya lebih optimal. Jadi, bila Anda ingin melakukan sunat atau mengajak buah hati melakukan sunat, segera kunjungi RS Pondok Indah cabang terdekat untuk menentukan dokter spesialis yang tepat.


Dokter spesialis di RS Pondok Indah sudah berpengalaman dan akan memberikan pelayanan medis terbaik dengan dukungan fasilitas medis terkini. Dengan demikian, hasil penanganan akan lebih optimal dalam meningkatkan kesehatan Anda dan orang terkasih.




Referensi:

  1. Iacob SI, Feinn RS, et al,. Systematic review of complications arising from male circumcision. BJUI compass. 2022. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC8988744/). Diakses pada 3 Juni 2025.
  2. Siroosbakht S, Rezakhaniha B. A comprehensive comparison of the early and late complications of surgical circumcision in neonates and children: A cohort study. Health Science Reports. 2022. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC9679242/). Diakses pada 3 Juni 2025.
  3. Cleveland Clinic. Phimosis. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22065-phimosis). Direvisi terakhir 29 Mei 2024. Diakses pada 3 Juni 2025.
  4. Cleveland Clinic. Paraphimosis. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22244-paraphimosis). Direvisi terakhir 19 Maret 2025. Diakses pada 3 Juni 2025.
  5. Cleveland Clinic. Posthitis. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/24159-posthitis). Direvisi terakhir 1 September 2022. Diakses pada 3 Juni 2025.
  6. Mayo Clinic. Circumcision (male). (https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/circumcision/about/pac-20393550). Direvisi terakhir 20 April 2024. Diakses pada 3 Juni 2025.