Oleh Tim RS Pondok Indah
Hipospadia adalah kelainan bawaan lahir pada bayi laki-laki di mana lubang saluran kemih tidak terletak di ujung penis. Simak penjelasannya pada artikel berikut!
Hipospadia dapat berdampak pada tumbuh kembang anak laki-laki di kemudian hari. Namun, kondisi ini dapat ditangani dengan tindakan khusus berupa operasi rekonstruksi, yang bertujuan memperbaiki posisi lubang saluran kencing sekaligus memastikan fungsi organ intim tetap normal.
Hipospadia adalah kelainan bawaan sejak lahir pada anak laki-laki, di mana lubang kencing (uretra) tidak berada pada posisi normal di ujung penis, melainkan terletak di bagian bawah maupun di sekitar alat kelamin.
Letak lubang uretra ini dapat bervariasi, mulai dari dekat ujung penis, di sepanjang batang penis, hingga di area pangkal penis. Tingkat keparahan hipospadia pada bayi berbeda-beda, sehingga penanganan nantinya akan disesuaikan dengan kondisi pasien.
Baca juga: Apakah Hipospadia Bisa Sembuh? Ini Penjelasannya
Jenis hipospadia ditentukan berdasarkan letak lubang saluran kencing (uretra). Beberapa tipe hipospadia yang dapat terjadi pada anak laki-laki antara lain
Baca juga: Apa Itu Mikropenis, Penyebab dan Tanda-tandanya
Pada sebagian besar kasus, hipospadia dapat dikenali sejak bayi lahir. Kondisi ini ditandai dengan posisi lubang kencing yang tidak berada di ujung penis, dan sering kali disertai perubahan bentuk maupun cara buang air kecil anak.
Berikut ini adalah beberapa gejala hipospadia yang mungkin ditemukan oleh orang tua:
Baca Juga: Kelainan Perkembangan Alat Kelamin Si Kecil
Penyebab kelainan hipospadia belum diketahui dengan pasti. Yang jelas, kondisi ini terjadi sejak bayi masih dalam kandungan, karena perkembangan uretra dan penis tidak berlangsung sempurna. Proses tersebut membuat lubang saluran kencing tidak terbentuk pada posisi normal, di ujung penis.
Beberapa kondisi yang dapat meningkatkan kemungkinan bayi laki-laki lahir dengan hipospadia, antara lain:
Orang tua sebaiknya segera membawa anak ke dokter spesialis bedah anak di RS Pondok Indah terdekat bila sejak lahir terlihat posisi lubang kencing tidak berada di ujung penis. Pemeriksaan juga penting dilakukan bila penis tampak melengkung, aliran urine tidak lurus, atau ada kelainan pada kulup dan testis.
Semakin cepat hipospadia terdeteksi, semakin baik pula perencanaan tindakan yang dapat dilakukan dokter untuk memperbaiki kondisi ini.
Baca juga: Pengobatan Mikropenis pada Bayi Laki-laki
Hipospadia biasanya dapat dikenali segera setelah bayi lahir melalui pemeriksaan fisik oleh dokter spesialis bedah anak. Letak lubang kencing yang tidak berada di ujung penis umumnya cukup jelas terlihat tanpa perlu pemeriksaan tambahan.
Pada beberapa kasus, dokter dapat melakukan pemeriksaan lanjutan untuk menilai adanya kelainan pada organ kelamin atau saluran kemih, serta menentukan rencana penanganan yang paling tepat.
Baca juga: Khitan Anak: Manfaat, Metode, dan Hal yang perlu Diperhatikan
Hipospadia pada bayi tidak dapat membaik dengan sendirinya, sehingga memerlukan tindakan medis khusus. Kondisi ini dapat ditangani secara efektif melalui operasi bedah rekonstruksi.
Operasi hipospadia bertujuan untuk:
Sebagian besar kasus dapat ditangani dengan satu kali operasi, meski pada kondisi yang lebih berat bisa memerlukan tindakan pembedahan secara bertahap.
Setelah operasi perbaikan hipospadia, dokter mungkin memasang kateter sementara untuk membantu aliran urine hingga benar-benar pulih. Anak juga perlu kontrol rutin, termasuk saat toilet training dan masa pubertas, untuk memastikan fungsi serta pertumbuhan organ reproduksi berjalan optimal.
Baca juga: Hidrokel Pada Bayi, Ini yang Harus Dilakukan Orang Tua
Jika tidak ditangani, anak dengan hipospadia dapat mengalami berbagai masalah, seperti:
Hingga saat ini, belum ada cara pasti untuk mencegah hipospadia pada bayi. Namun, ibu hamil dianjurkan menjalani gaya hidup sehat, menghindari paparan rokok, alkohol, dan obat-obatan tertentu tanpa anjuran dokter. Pemeriksaan kehamilan secara rutin juga penting untuk memantau kesehatan janin sejak dini.
Orang tua tidak perlu khawatir, karena hipospadia bisa ditangani secara efektif, sehingga anak tetap dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal. Jika si Kecil mengalami gejala hipospadia, segera konsultasikan ke dokter spesialis bedah anak di RS Pondok Indah terdekat. Di RS Pondok Indah, dokter spesialis bedah anak yang berpengalaman akan memberikan perawatan terbaik agar hasil penanganan optimal, baik dari fungsi maupun penampilan organ reproduksi.
Baca juga: Cari Dokter Spesialis Bedah Anak Jakarta dan Tangerang
Pada penderita hipospadia, bentuk kelamin bisa terlihat tidak normal. Gejala utama hipospadia adalah lubang kencing (uretra) yang tidak terletak pada ujung penis. Selain itu, tergantung keparahan kondisi, penis juga mungkin terlihat melengkung ke bawah dan kulit di sekitar uretra bisa tampak menonjol atau tidak simetris. Pada beberapa kasus, testis penderita hipospadia juga bisa saja tidak turun ke skrotum.
Hipospadia pada bayi biasanya bisa langsung diketahui melalui pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh dokter segera setelah bayi lahir. Tanda utamanya adalah posisi uretra yang tidak berada di ujung kepala penis. Selain itu, mungkin terlihat penis agak bengkok atau kulit di ujungnya berbeda dari biasanya.
Hipospadia dapat menyebabkan berbagai efek samping bila tidak ditangani, seperti kesulitan buang air kecil, infeksi saluran kemih berulang, dan gangguan ereksi saat dewasa. Selain itu, kondisi ini juga berisiko mempengaruhi fungsi reproduksi dan meningkatkan kemungkinan disfungsi seksual di kemudian hari.
Bayi dengan hipospadia bisa hidup normal. Kondisi ini tidak mempengaruhi kehidupan sehari-hari secara umum, terutama bila kondisi ini ditangani dengan cepat dan tepat. Setelah operasi koreksi, kemampuan buang air kecil dan reproduksi anak pun dapat berkembang dengan baik di masa depan.
Proses penyembuhan umumnya dilakukan melalui operasi, biasanya saat bayi berusia 6-18 bulan. Operasi ini memperbaiki posisi uretra dan memperbaiki bentuk penis, jika diperlukan. Setelah operasi, bayi mungkin perlu memakai kateter sementara dan menjalani perawatan luka. Proses pemulihan pasca operasi biasanya berlangsung selama beberapa minggu.
Referensi: