Ambeien, Kenali Gejala, Risiko, serta Penanganan yang Tepat

Oleh Tim RS Pondok Indah

Rabu, 20 Agustus 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Ambeien dapat menyebabkan BAB berdarah maupun anus gatal dan nyeri, saat duduk maupun saat BAB. Jangan disepelekan, karena bisa ambeien bisa menyebabkan infeksi.  

Ambeien, Kenali Gejala, Risiko, serta Penanganan yang Tepat

Di Indonesia, ambeien dialami oleh sekitar 5,7%, yang setara dengan 10 juta penduduk. Ambeien lebih banyak dialami oleh orang yang berusia 45–65 tahun, atau ibu hamil. Meski cenderung aman, wasir tetap memerlukan penanganan langsung dari dokter, supaya tidak menurunkan kualitas hidup penderitanya.   


Apa Itu Ambeien?

Ambeien atau wasir adalah pembengkakan yang terjadi pada pembuluh darah di bagian akhir usus besar (rektum) dan anus. Pembengkakan ini bisa terjadi secara internal (di dalam rektum) atau eksternal (di sekitar anus). 


Ketika pembuluh darah mengalami pembengkakan, penderitanya akan merasakan berbagai gejala, termasuk keluar darah saat BAB, nyeri saat buang air besar, bahkan muncul benjolan di sekitar anus. Selain itu, penderita ambeien juga bisa mengalami penonjolan wasir keluar dari anus, dengan atau tanpa warna biru atau ungu (trombosis). 


Baca juga: Ambeien ke Dokter Apa?



Gejala Ambeien

Gejala ambeien bisa berbeda-beda untuk setiap orang, tergantung jenis dan keparahan ambeien yang diderita. Untuk ambeien internal, kebanyakan orang tidak merasakan gejala apa pun karena wasir berada di dalam rektum. Kondisi ini biasanya baru disadari ketika terjadi perdarahan tanpa rasa sakit saat BAB atau muncul benjolan dari lubang anus yang bisa didorong masuk ke dalam. 


Sementara itu, ambeien eksternal lebih mudah dirasakan gejalanya, karena benjolan terjadi di luar anus. Berikut ini adalah beberapa gejala wasir atau ambeien:


  • Gatal atau nyeri pada kulit di sekitar anus
  • Nyeri anus, terutama saat duduk maupun setelah buang air besar
  • Perasaan tidak tuntas setelah buang air besar
  • Bengkak atau muncul benjolan di area sekitar anus
  • Ada darah saat membersihkan anus


Baca juga: Anuskopi, Prosedur Penting bagi Penderita Wasir


Penyebab Ambeien

Penyebab ambeien adalah karena adanya peningkatan tekanan pada pembuluh darah di sekitar anus atau rektum. Tekanan ini membuat pembuluh darah melebar, sehingga jaringan di sekitarnya meradang dan bengkak.


Terdapat banyak hal yang dapat menyebabkan pembengkakan pembuluh darah di rektum dan anus, termasuk kebiasaan mengejan terlalu kuat maupun duduk terlalu lama saat buang air besar. Selain itu, ambeien juga bisa disebabkan oleh lemahnya jaringan bawah panggul yang menyokong anus dan rektum, misalnya karena usia tua ataupun kehamilan.


Faktor Risiko Ambeien

Seiring bertambahnya usia, risiko terjadinya wasir akan meningkat, karena jaringan yang menopang pembuluh darah di rektum dan anus melemah serta meregang.


Selain itu, ada pula beberapa faktor lain yang meningkatkan risiko terjadinya ambeien akan meningkat apabila Anda memiliki kebiasaan atau kondisi ini:


  • Mengejan terlalu keras saat buang air besar
  • Mengangkat beban berat 
  • Duduk di toilet dalam waktu lama
  • Sembelit atau diare kronis
  • Sedang hamil
  • Obesitas (kelebihan berat badan)
  • Mengalami penumpukan cairan di dalam rongga perut (asites)
  • Melakukan seks anal 


Baca juga: Laser Hemorrhoidoplasty untuk Penanganan Wasir


Kapan Harus ke Dokter?

Ambeien yang tidak ditangani dengan tepat dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, karena penderitanya bisa mengalami nyeri hebat, bahkan perdarahan.


Oleh karena itu, apabila Anda merasakan gejala ambeien seperti yang telah disebutkan di atas, jangan tunda untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis bedah digestif di RS Pondok Indah cabang terdekat. Pemeriksaan oleh dokter sangat diperlukan untuk menegakkan diagnosis, sehingga penanganan yang paling sesuai untuk mengendalikan kondisi ini bisa segera diberikan.  


Baca juga: Waspadai Kolitis Ulseratif, Penyakit Radang Usus Besar yang Kronis



Diagnosis Ambeien

Diagnosis ambeien dilakukan dengan serangkaian pemeriksaan, termasuk wawancara (anamnesis), pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Melalui anamnesis, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan pasiean dan gejala ambeien yang dialami. Setelah itu, pemeriksaan fisik dilakukan, termasuk melihat wasir eksternal atau ada tidaknya benjolan di sekitar rektum. 


Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang, seperti:


  • Digital rectal exam
  • Anuskopi
  • Sigmoidoskopi 


Baca juga: Minimkan Nyeri Hemoroid dengan Laser


Pengobatan Ambeien

Meski tidak semua ambeien perlu di operasi, tindakan pembedahan diperlukan untuk mengobati ambeien yang berat. Selain itu, beberapa penanganan yang mungkin dilakukan oleh dokter untuk mengatasi ambeien sesuai dengan kesehatan pasien adalah sebagai berikut ini:


1. Peresepan Obat oleh Dokter 

Dokter biasanya akan meresepkan obat-obatan untuk mengatasi ambeien ringan dan meredakan gejalanya, seperti nyeri dan gatal. Obat-obatan ini bisa berbentuk krim, salep, ataupun suppositoria (obat yang dimasukkan ke dalam anus). 


2. Prosedur Minimal Invasif 

Apabila rasa nyeri dan perdarahan akibat wasir tak kunjung membaik, dokter akan merekomendasikan salah satu dari prosedur minimal invasif, di antaranya:


  • Rubber band ligation
  • Sclerotherapy
  • Coagulation


3. Operasi

Operasi diperlukan apabila Anda mengalami wasir yang tidak kunjung membaik meski telah menjalani beragam perawatan ambeien. Metode operasi ambeien yang umum dilakukan adalah hemoroidektomi (pengangkatan ambeien) dan hemorrhoid stapling


Selain itu ada beberapa langkah perawatan sederhana yang perlu Anda lakukan untuk meredakan ambeien sekaligus mengoptimalkan hasil penanganan dari dokter spesialis bedah digestif, yakni dengan:


  • Mencukupi kebutuhan cairan harian 
  • Mengonsumsi makanan tinggi serat
  • Berendam dalam air hangat selama 10–20 menit per hari
  • Mengonsumsi obat pencahar untuk melunakkan kotoran, sehingga BAB jadi lebih lancar 
  • Mengonsumsi obat pereda nyeri, seperti paracetamol atau ibuprofen


Baca juga: Pilihan Olahraga untuk Penderita Ambeien yang Aman Dilakukan


Komplikasi Ambeien

Selain rasa tidak nyaman yang mengganggu aktivitas sehari-hari, ambeien yang dibiarkan tanpa penanganan juga bisa memicu komplikasi. Beberapa kemungkinan komplikasi ambeien yang dimaksud adalah sebagai berikut ini:


  • Anemia
  • Skin tag (daging tumbuh)
  • Terbentuknya gumpalan darah di dalam wasir 
  • Strangulated hemorrhoid
  • Infeksi


Baca juga: Apakah Ambeien Bisa Sembuh? Simak Jawabannya Berikut Ini! 


Pencegahan Ambeien

Cara terbaik untuk mencegah wasir adalah dengan meminimalkan risiko terjadinya sembelit. Berikut ini adalah beberapa cara mudah yang bisa Anda lakukan:


  • Jangan duduk terlalu lama, terutama untuk buang air besar
  • Jangan terlalu keras mengejan saat buang air
  • Jangan pernah menahan keinginan untuk buang air besar
  • Jangan mengangkat benda terlalu berat, terlebih dengan teknik yang salah
  • Menerapkan pola makan sehat, dengan meningkatkan konsumsi makanan berserat, seperti sayur, buah, dan biji-bijian utuh setiap harinya 
  • Minum air putih, minimal 8 gelas setiap hari
  • Aktif bergerak


Ambeien memang bukanlah kondisi yang membahayakan jiwa. Namun, apabila tidak ditangani dengan tepat, kondisi ini bisa mengganggu kenyamanan bahkan menurunkan kualitas hidup penderitanya. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejalanya sejak awal berkonsultasi dengan dokter agar bisa ditangani sesegera mungkin. 


Apabila Anda mengalami gejala ambeien atau berisiko tinggi mengalami kondisi ini, segera jadwalkan janji temu dengan dokter spesialis bedah digestif di RS Pondok Indah cabang terdekat. Percayakan penanganan wasir pada RS Pondok Indah, karena ditangani langsung oleh dokter spesialis berpengalaman yang didukung fasilitas medis terkini. Dengan begitu, pengobatan wasir bisa lebih optimal dan Anda pun terbebas dari ketidaknyamanan yang menghambat aktivitas. 


Baca juga: Lebih Jauh tentang Kanker Anus, Gejala, Penyebab, dan Penanganannya



FAQ


Apa Bedanya Wasir Internal dan Eksternal?

Perbedaan utama wasir internal dan eksternal terletak pada lokasi kemunculannya serta gejala yang muncul. Wasir atau ambeien internal terjadi di dalam rektum, sehingga tidak terlihat dari luar atau terasa sakit, kecuali jika mengalami prolaps (keluar dari anus). Sedangkan wasir eksternal terjadi di sekitar area anus, sahingga tampak sebagai benjolan dan sering menimbulkan nyeri serta rasa tidak nyaman.


Lebih Parah Mana, Wasir Internal atau Wasir Eksternal?

Baik wasir internal maupun wasir eksternal berpotensi menjadi parah dan berbahaya jika tidak ditangani dengan tepat. Wasir eksternal memang biasanya terasa lebih menyakitkan karena berada di luar anus dan dekat saraf. Namun, wasir internal bisa menyebabkan perdarahan dan komplikasi jika membesar dan menonjol keluar (prolaps).


Apakah Wasir itu Berbahaya?

Pada kasus yang ringan, wasir umumnya tidak berbahaya, terutama jika diobati sejak dini. Namun, ambeien yang tidak kunjung ditangani dapat berkembang menjadi lebih parah dan menyebabkan komplikasi, seperti perdarahan hebat, anemia, infeksi, atau prolaps.


Oleh sebab itu, jangan menyepelekan wasir. Jika Anda mulai mengalami gejala wasir, jangan menunda dan segera konsultasikan ke dokter spesialis bedah digestif untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.


Apa Saja Pantangan untuk Penderita Wasir?

Penderita wasir, atau ambeien, sebaiknya menghindari kebiasaan yang dapat memperparah wasir, seperti:


  • Mengonsumsi makanan pedas, berlemak, dan berserat rendah
  • Mengonsumsim alkohol dan kopi, terutama secara berlebihan
  • Menunda buang air besar
  • Mengejan keras saat buang air besar
  • Duduk diam terlalu lama
  • Mengangkat beban berat


Untuk mencegah perparahan kondisi, sebaiknya konsultasikan diri dengan dokter spesialis bedah digestif. Selain memberikan pengobatan yang tepat, dokter juga dapat memberikan saran untuk mendukung proses pemulihan sekaligus mencegah kekambuhan wasir di kemudian hari.


Bagaimana Cara Buang Air Besar saat Menderita Wasir?

Saat menderita wasir, perhatikan hal-hal berikut ini saat hendak buang air besar:


  • Jangan menunda buang air besar
  • Hindari mengejan terlalu keras
  • Hindari duduk di kloset terlalu lama
  • Bila memungkinkan, gunakan kloset jongkok




Referensi:

  1. Kang S. Latest Research Trends on the Management of Hemorrhoids. Journal of the Anus, Rectum, and Colon. 2025. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC12035339/). Diakses pada 10 Agustus 2025. 
  2. Marco S, Tiso D. Lifestyle and Risk Factors in Hemorrhoidal Disease. Frontiers in Surgery. 2021. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC8416428/). Diakses pada 10 Agustus 2025. 
  3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Webinar PP IAI seri 2024-05 Hemorrhoids Diagnosis and Treatment Options. (https://lms.kemkes.go.id/courses/ba4d63db-1915-49e4-a83c-bdbb2cf50d53). Direvisi terakhir 2024. Diakses pada 10 Agustus 2025. 
  4. Cleveland Clinic. Hemorrhoids. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15120-hemorrhoids#diagnosis-and-tests). Direvisi terakhir 5 Mei 2025. Diakses pada 10 Agustus 2025. 
  5. Mayo Clinic. Hemorrhoids. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hemorrhoids/symptoms-causes/syc-20360268). Direvisi terakhir 25 Agustus 2023. Diakses pada 10 Agustus 2025.