Oleh Tim RS Pondok Indah
Mulas karena kontraksi dan mulas BAB bisa terasa mirip, terutama pada trimester akhir. Agar tidak salah, kenali perbedaan mulas kontraksi dan mulas BAB di sini!
Tidak sedikit ibu hamil yang menjelang persalinan merasa bingung membedakan antara mulas kontraksi dan mulas BAB. Hal ini wajar terjadi karena keduanya sama-sama menimbulkan sensasi tidak nyaman di perut bagian bawah. Meski terasa mirip, kedua kondisi ini memiliki penyebab dan intensitas yang berbeda.
Mulas karena kontraksi menjelang persalinan merupakan tanda alami bahwa tubuh sedang bersiap untuk melahirkan. Sensasi ini muncul akibat otot rahim yang menegang secara secara teratur dan berulang untuk mendorong bayi keluar. Umumnya, mulas kontraksi terjadi secara berkala, makin sering, dan disertai dengan keluarnya lendir bercampur darah atau pecahnya ketuban.
Sementara mulas karena BAB, muncul saat sistem pencernaan selesai mengolah makanan, dan tubuh bersiap untuk membuang sisa makanan dalam bentuk feses. Rasa mulas ini biasanya datang tiba-tiba, tidak teratur, dan akan mereda setelah buang air besar.
Untuk membedakan keduanya, berikut ini adalah beberapa hal yang bisa dikenali:
Rasa mulas kontraksi biasanya dimulai di punggung bawah dan menyebar ke seluruh perut, termasuk area panggul. Selain itu, intensitas mulas yang dirasakan juga biasanya lebih berat dari mulas BAB, karena otot rahim berkontraksi secara menyeluruh.
Sementara mulas karena ingin BAB cenderung terasa di area perut bagian bawah, terutama sekitar usus besar, tempat proses pengeluaran feses berlangsung.
Perbedaan mulas kontraksi dan BAB bisa dilihat dari penyebabnya. Mulas kontraksi terjadi karena otot rahim menegang secara berulang sebagai persiapan alami tubuh untuk melahirkan. Kontraksi ini adalah sinyal bahwa rahim mulai bekerja untuk mendorong bayi segera keluar.
Sebaliknya, mulas karena BAB dipicu oleh aktivitas usus yang bergerak untuk mengeluarkan sisa makanan dalam bentuk feses. Dengan kata lain, penyebab mulas kontraksi berkaitan dengan proses kelahiran, sementara mulas BAB terkait dengan sistem pencernaan.
Baca juga: 10 Tanda Menjelang Persalinan yang Wajib Diketahui Ibu Hamil
Perbedaan mulas kontraksi dan mulas BAB bisa dilihat juga dari respons terhadap aktivitas. Maksudnya, mulas kontraksi tidak akan mereda walaupun Anda beristirahat atau mengganti posisi tubuh. Alasannya karena kontraksi merupakan aktivitas otot rahim yang tidak bisa dihentikan dengan cara seperti itu.
Sedangkan mulas karena BAB biasanya bisa berkurang atau hilang setelah Anda berjalan, duduk santai, atau setelah melakukan BAB.
Mulas kontraksi bisa berlangsung cukup lama, mulai dari 30 detik, 90 detik, dan durasinya makin bertambah lebih seiring berjalannya waktu. Sedangkan mulas BAB senderung lebih singkat dan cepat menghilang jika Anda segera BAB.
Baca juga: Kontraksi pada Kehamilan, Kenali Jenisnya
Mulas kontraksi menjelang persalinan biasanya muncul dalam pola yang teratur dan bertahap semakin sering. Contohnya, mulas muncul dari tiap 10 menit berkurang menjadi 5 menit sekali. Pola ini menunjukkan bahwa persalinan semakin dekat dan bayi akan segera keluar.
Sementara mulas BAB muncul secara tiba-tiba dan tidak beraturan, biasanya hanya terjadi satu kali sebelum buang air besar.
Mulas kontraksi seringkali disertai dengan tanda-tanda persalinan lain, seperti keluarnya lendir bercampur darah, bahkan pecahnya air ketuban. Hal ini menandakan bahwa tubuh benar-benar sedang memasuki masa persalinan.
Sementara mulas BAB tidak disertai gejala seperti ini karena bukan bagian dari proses persalinan. Namun, rasa mulas BAB yang intens bisa menyebabkan feses keluar di celana tanpa sengaja.
Memahami perbedaan mulas kontraksi dan mulas karena BAB sangat penting agar Anda dapat mengenali tanda-tanda tubuh dengan lebih baik menjelang persalinan.
Namun, untuk memastikan kondisi Anda dan mendapatkan penanganan yang tepat, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan, terutama jika mulas yang muncul sangat intens disertai pecahnya air ketuban atau keluarnya lendir bercampur darah dari vagina.
Jangan tunda pemeriksaan dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan di RS Pondok Indah cabang terdekat jika Anda merasakan gejala mulas, tetapi tidak yakin penyebabnya. Dengan dukungan tim medis berpengalaman dan fasilitas lengkap, Anda akan mendapatkan penanganan yang tepat guna mempersiapkan proses persalinan yang aman dan nyaman, sesuai dengan kebutuhan Anda maupun si Kecil.
Baca juga: Mengenal Metode ERACS, Operasi Caesar dengan Pemulihan Lebih Cepat dan Nyaman
Ya, gerakan bayi di trimester ketiga kehamilan terkadang bisa menyebabkan Anda merasa nyeri atau tidak nyaman. Hal ini terutama terasa di area perut bawah dan panggul pada minggu-minggu terakhir kehamilan. Rasa sakit ini bisa disebabkan oleh kontraksi palsu (Braxton Hicks), perubahan posisi janin, ataupun tekanan dari rahim yang membesar.
Meskipun demikian, jangan menyepelekan rasa nyeri atau sakit pada perut saat hamil tua. Jika ibu merasakan nyeri hebat atau gerakan bayi yang tidak biasa sebaiknya konsultasikan ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan.
Selama trimester ketiga kehamilan, kontraksi palsu atau kontraksi Braxton Hicks bisa lebih sering terjadi. Kontraksi ini biasanya tidak teratur, tidak menimbulkan rasa sakit hebat, dan akan hilang saat ibu berganti posisi atau beristirahat.
Kontraksi asli biasanya terasa sebagai rasa nyeri yang mulai dari punggung bawah dan menyebar ke bagian perut bawah. Rasa sakit ini bersifat konstan dan semakin kuat serta teratur.
Pada awalnya, mungkin terasa seperti kram menstruasi, tapi seiring waktu, nyeri menjadi lebih intens, berlangsung sekitar 30-70 detik, dan jaraknya semakin dekat. Saat kontraksi meningkat, tubuh menunjukkan tanda-tanda persalinan nyata, seperti pembukaan serviks dan rasa nyeri yang semakin intens. Jika mengalami kontraksi dengan ciri-ciri ini, segera hubungi dokter untuk persiapan persalinan.
Sering buang air besar (BAB), bahkan diare, merupakan salah satu hal yang wajar terjadi mendekati waktu persalinan. Hal ini disebabkan oleh peningkatan hormon prostaglandin yang merangsang usus dan mempercepat proses pembersihan jalan lahir. Selain itu, posisis bayi yang turun ke panggul memberi tekanan pada usus besar sehingga memicu keinginan BAB.
Referensi: